Obat Putus Asa

Setiap manusia pasti mengalami berbagai macam kondisi. Adakalanya masuk dalam masa senang, adakalanya masuk masa susah. Tentu saja kita bisa merasa rapuh manakala masuk dalam masa susah, begitu rapuhnya sehingga tampak menghancurkan diri sendiri, niatan buruk pada diri sendiri yang merupakan satu-satunya jalan untuk menghentikan penderitaan batin yang kita alami.

Namun, selama manusia masih bernafas, ia masih berpengharapan (Dum spiro,spero-kata pribahasa latin). Banyak orang yang telah mengalami keputus-asaan yang mendalam, namun disaat-saat mereka mengerahkan tekadnya yang terakhir, ternyata mereka berhasil mengatasi masalahnya. Hal itu mungkin dikarenakan orang bisa kalah dalam mengarungi kehidupan karena ia tidak memperhitungkan kemungkinan-kemungkinan tak terduga yang bakal terjadi sebelumnya.


Dalam sebuah ruang praktek seorang spikiater, keluhan-keluhan semacam ini sering terdengar: "Saya tidak bisa tidur" kurang tidur membuat fisik saya lelah dan jiwa saya gelisah. "Saya sudah putus asa" merasa semuanya bagaikan fatamorgana pacar kabur, memilih menikahi wanita lain. "Saya sudah hilang gairah hidup". Semua orang sudah benci sama saya, bahkan keluargapun sudah tidak percaya sama saya. "suami/istri saya selingkuh " lelah dengan hidup ini, seperti tidak percaya, tapi nyata dan tidak bisa menghadapi semua ini. Ada lagi mungkin seorang wanita yang sudah menikah dengan 3,4,5 anak, atau bahkan lebih. Mengeluh anak masih kecil-kecil. Menangis sedih sambil memceritakan penderitaan yang dialaminya.


Jauh dari maksud saya untuk meremehkan kesedihan dan kepedihan hidup sekecil apapun, sampai tingkat manapun yang masih dialami oleh semua orang tanpa memandang usia dan status. Namun kita tahu, dari banyaknya contoh-contoh kepedihan dari kebanyakan dalam hidup ini bahwa ada sesuatu dalam setiap individu yang tidak pernah mati, sesuatu itu ada pada diri anda, saya, kita dan semua manusia. Karena itu, bukan masalah seberapa besar kegagalan kita, tetaplah bangkitkan semangat hidup dan bisikkan bahwa kita mampu.

Cobalah..cobalah...coba lagi dan pasti berhasil menajubkan.....!!!!!


Tak ada kehidupan yang selalu mulus dan gampang. Setiap orang mempunyai masa-masa sulit. Kita harus menyadarinya. Dan, karena itu seharusnya sudah menyadarinya, maka kita juga seharusnya sudah siap sedia untuk menghadapinya. Lalu, jika hal itu benar-benar terjadi, kita bisa menerimanya dengan ikhlas sebagai sebuah tantangan, sebuah cobaan untuk mengukur seberapa ketegaran kita. Dengan begitu kita bisa mencoba untuk mengetahui sampai di mana kemampuan kita yang sebenarnya.

Mungkin kita akan bertanya, bagaimana seseorang bisa menyiapkan diri untuk menghadapi suatu ketidak beruntungan? yang terpenting adalah jangan menipu diri sendiri dengan ide-ide fantastis yang muluk-muluk. Masalahnya bukan seberapa efesien dan seberapa puasnya kita sampai detik ini, dan jangan percaya bahwa kita mempunyai kehidupan yang menyenangkan secara berkisanambungan terus menerus dan tak ada suatupun yang bisa mengusik dan menyakiti kita.

Ketika depresi ekonomi melanda dunia waktu itu, jutaan orang kehilangan pekerjaan atau uang tabungan mereka.  Seseorang yang kaya raya mungkin saja tiba-tiba menjadi miskin karena bursa saham anjlog atau Banknya bangkrut. Hipotik atas rumah dicabut, Anak-anak mungkin harus berhenti sekolah atau mengakhiri karir masa depan yang menjanjikan. Orang-orang mungkin mengesampingkan rasa harga dirinya dan meminta bantuan bank-bank pemerintah atau lembaga keuangan lainnya, bahkan kekwatiran tidak memiliki kebutuhan sehari-hari secara mencukupi juga menghantui mereka.


Yakinlah bahwa kenyataan adanya depresi yang melanda suatu negara atau bahkan seluruh dunia bukanlah merupakan kesalahan kita. Namun disaat-saat kejayaan kita tidak cukup berhemat dan menabung, membeli rumah, tanah atau melakukan investasi apa saja guna hari depan kita sekeluarga, maka kesalahan itu barulah berpangkal pada diri kita sendiri. Kita harusnya tahu dari sejarah, pengalaman masa silam bahwa "masa keemasaan" tidaklah berlangsung selamanya.


Janganlah seperti orang kebanyakan yang menjadi pemboros ketika semuanya sedang lancar (all is running well), membiasakan diri dalam kemewahan jauh diluar kemampuan yang sebenarnya. Serta memyepelekan hutang yang semakin menumpuk!. Bertindaklah bijaksana dan mawasdiri, sadarilah bahwa kesulitan ekonomi bisa membuat syaraf kita menjadi tegang dan mengakibatkan berbagai masalah dan Stres. Pikirkanlah jangka panjang keluarga kita. Pikirkan masa depan dan lindungi diri kita sendiri dan keluarga kita dari segala macam penyakit yang tiba-tiba menyerang (darah tinggi, kencing manis, stroke, jangtung koroner dll) sehingga bisa tenang menyongsong masa tua. Disiplinkan diri kita sendiri pada saat masih sehat. Sehingga kita cukup kuat dan siaplah bila sewaktu-waktu terjadi perubahan yang tidak mengenakkan menimpa diri kita.

Comments

Popular Posts